Tuesday 3 July 2012

Stres Kerja


Pengertian  Stres 
Menurut Morgan dan King,
“…as an internal state which can be caused by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping” (Morgan & King, 1986: 321)
Jadi stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper, 1994).

Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa.


Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956).


Penilaian kognitif bersifat individual differences, maksudnya adalah berbeda pada masing-masing individu. Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres diubah bentuk menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri dalam menghadapi situasi yang stressful. Sehingga respon terhadap stressor bisa menghasilkan outcome yang lebih baik bagi individu.
Jenis-jenis  Stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
  • Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
  • Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
1. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :
  • Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
  • Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
  • Sensitif dan hyperreactivity
  • Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
  • Komunikasi yang tidak efektif
  • Perasaan terkucil dan terasing
  • Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
  • Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
  • Kehilangan spontanitas dan kreativitas
  • Menurunnya rasa percaya diri

2. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
  • Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
  • Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)
  • Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
  • Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
  • Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)
  • Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
  • Gangguan pada kulit
  • Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
  • Gangguan tidur
  • Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker

3. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
  • Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
  • Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
  • Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
  • Perilaku sabotase dalam pekerjaan
  • Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
  • Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
  • Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
  • Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
  • Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
  • Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

Sumber :

No comments:

Post a Comment