Tuesday 3 July 2012

Meredakan Stres Pada Anak


Apakah anak-anak juga megalami stres, sebagaian dari kita pasti berpikir mustahil seorang anak yang polos dan memiliki pemikiran yang masih sederhana dapat mengalami stres. Stres merupakan situasi dimana tingkah atau motivasi terhalang oleh suatu keadaan tertentu. Sama halnya dengan manusia dewasa, anak-anak bahkan bayi pun dapat mengalami stres dengan konflik yang lebih sederhana. Stres pada anak-anak dapat disebabkan karena merasa tidak tercukupinya kebutuhan fisik seperti makan dan minum dan juga kebutuhan akan rasa aman. Ketidak mampuan dalam menyelesaikan tugas dan dapat juga karena persaingan antar saudara atau berebut permainan dengan teman sebaya.

Kestabilan emosi atau daya tahan terhadap stres pada anak dipengaruhi kestabilan emosi ibu dan lingkungan dan ini berpengaruh pada kestabilan emosi anak selanjutnya. Anak-anak belum dapat mengenali emosinya dengan baik. Ia belum paham jika ia merasakan beberapa emosi sekaligus, ekspresi dan pengungkapannya hampir sama. Semakin ia memasuki usia prasekolah ia mulai dapat mengekspresikan beberapa emosi dengan lebih jelas.  Tantrum merupakan salah satu bentuk ungkapan stres yang dialami oleh seorang anak. Anak-anak belum mengetahui bagaimana cara menyalurkan kekesalan dan emosi yang ia rasakan sehingga muncul reaksi-reaksi agresi. Bentuk emosi yang muncul akibat stres yang dirasakan seorang anak diantaranya marah, takut,iri hati, dan sedih.

Marah pada anak biasanya diikuti perilaku tantrum, jadi emosinya cenderung tinggi meskipun tidak meledak-ledak seperti di usia yang sebelumnya. Anak marah biasanya disebabkan karena anak merasa sakit,kecapaian saat bermain, tidak bisa menyelesaikan suatu tugas, berebut mainan, merasa tergangu atau saat keinginannya tidak terpenuhi. Kemarahan yang dia lakukan misalnya dengan berteriak,rewel,memukul dan merusak barang-barang. Cara mengatasinya berikan anak dekapan hangat, tunggulah sampai anak tenang. Bila ekspresinya kurang baik seperti memukul maka sampaikan bahwa perbuatan seperti itu tidak baik.

Anak-anak dapat merasa takut karena pengalaman yang tidak menyenangkan, tontonan/cerita-cerita yang menakutkan, . Anak mengekspresikan rasa takutnya dengan menangis, menjerit-jerit berteriak dan bersembunyi dibalik tubuh orang tuanya. Cara mengatasinya berikan ia dekapan lembut hingga ia merasa aman setelah itu jelaskan apa penyebab rasa takutnya. Bila perlu ajak anak untuk melihat faktanya dengan demikian anak tidak perlu merasa takut lagi karena telah mengetahui penyebabnya.

Sumber iri hati pada umumnya disebabkan karena barang yang dimiliki orang lain, dapat pula karena kehadiran adik atau pembagian perhatian yang dirasa kurang adil atau di dalam lingkungan rumah sering terjadi pembandingan antar saudara, jika tidak segera diatasi maka cemburu dan iri hati dapat berakar dalam diri anak . Pada anak usia sekolah rasa cemburu dan iri juga dapat terjadi disekolah misalnya merasa kurang populer, kurang memiliki kemampuan.  Kadang reaksi iri dapat berbentuk dengan tindakan langsung merebut barang milik orang lain, namun terkadang dapat pula berbentuk sikap merajuk dan merengek meminta barang tersebut.

Pada usia sekolah biasanya anak sudah dapat mengungkapkan emosinya berupa keluhan atau ucapan-ucapan akan keinginannya tersebut. Cara mengatasinya adalah dengan menyampaikan bahwa apa yang dia miliki juga masih baik, berikan pemahaman bahwa anda mencintai semua anak tanpa pilih kasih, sediakan waktu berdua khusus dengan masing-masing anak sehingga tidak ada anak yang merasa mendapat perlakuan tidak adil.

Menangis adalah ekspresi emosi paling sederhana yang ditunjukkan oleh anak. Namun berbeda dengan saat ia masih bayi kesedihan seorang anak diakibatkan karena ia kehilangan segala sesuatu yang ia cintai misalnya mainan kesayangan hewan peliharaan atau saat berpisah dengan keluarga yang berbeda tempat tinggal misal kakek nenek atau saudara sepupu. Secara khas seorang anak akan menunjukkan ekspresinya dengan menangis, kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya.

Pada anak usia sekolah seorang anak dapat mengalihkan perasaan sedihnya dengan bermain games, berjalan-jalan, membaca buku dan aktivitas lainnya. Pada anak dengan usia yang lebih muda berikan ia kesempatan untuk mengekspresikan rasa sedihnya berikan penjelasan bahwa merasa sedih itu wajar namun bila terus bersedih maka akan memberikan dampak yang tidak baik.

Tips untuk membangun daya tahan terhadap stres pada anak diantaranya dengan terus menggali dan mengasah kemampuan anak dalam mengenal,dan memahami serta mengekspresikan emosinya. Pahami dan berikan empati saat anak mengekspresikan emosinya dan yang terakhir berusaha untuk mengubah emosi negatif menjai sesuatu yang positif. Setiap orang akan mengalami banyak kekecewaan yang mungkin muncul dalam kehidupannya, kemampuan dasar seorang anak dalam mengelola stres dan emosi merupakan bekal untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menjalani kehidupannya kelak.

Sumber :

No comments:

Post a Comment